Labeerweek.com – Sangat perlu mengetahui tata cara mandi wajib yang baik dan benar untuk bisa menyucikan dan membersihkan diri dari hadats besar. Mandi wajib tentu saja berbeda dengan mandi yang biasanya dilakukan setiap hari. Mandi wajib ini adalah aktivitas membersihkan tubuh dari hadats besar yang diakibatkan bersetubuh atau keluar air mani.
Tata Cara Mandi Wajib dan Rukunnya
- Membaca Niat
Mandi wajib harus dilaksanakan dengan membaca niat untuk menghilangkan hadats besar dari tubuh. Adapun bacaan niat untuk mandi wajib adalah seperti berikut ini: “Aku berniat untuk mengangkat hadats besar karena Allah ta’ala”. Kemudian, bacalah bismillah untuk awalan pelaksanaan mandi wajib.
- Bacaan Niat Mandi Wajib Sesudah Bersetubuh
Adapun bacaan niat yang harus diucapkan sebelum melakukan mandi wajib setelah bersetubuh adalah sebagai berikut:
“Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbari minal janabati fardhan lillahni ta’ala”.
Artinya adalah: “Dengan menyebut nama Allah aku berniat mandi untuk membersihkan hadats besar dari jinabah fardu karena Allah ta’ala”.
- Niat Mandi Wajib Sesudah Nifas atau Haid
Mandi wajib juga harus dilakukan oleh wanita yang mengalami nifas atau keluar darah dari organ kewanitaan setelah melahirkan atau haid. Adapun bacaan niat yang perlu diucapkan adalah sebagai berikut:
“Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbar minan nifasi fardhan lillahi ta’ala”.
Arti dari niat di atas adalah: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari nifas fardu karena Allah ta’ala”.
- Membersihkan Seluruh Anggota Tubuh
Basuhlah seluruh anggota badan termasuk rambut dan kulit dengan menggunakan air. Kemudian ratakan air ke bagian rambut hingga ke pangkalnya. Bukan hanya itu, semua badan juga wajib dibasahi termasuk bulu, kuku, rambut, telinga dan kemaluan bagian depan ataupun belakang.
(Baca juga: Memahami Cara Mandi Wajib Pria Baligh dan Dewasa)
- Kondisi Rambut
Untuk melaksanakan tata cara mandi wajib yang sempurna, maka kondisi rambut jangan sampai diikat dan biarkan terurai. Tujuannya adalah untuk membersihkan seluruh anggota tubuh. Apabila rambut diikat maka mandi wajib yang dilaksanakan menjadi tidak sah dan tidak sempurna karena tidak seluruh anggota tubuh terguyur air.
- Mencukur Bulu Kemaluan
Setelah selesai masa nifas atau haid, wanita dianjurkan untuk mencukur bulu kemaluannya. Dalam sudut pandang Islam, sangat disarankan untuk mencukur bulu kemaluan, baik untuk pria ataupun wanita.
Tujuannya adalah untuk menjaga kebersihan agar kotoran-kotoran yang menempel bisa hilang di dalam bulu kemaluan tersebut. Namun, walaupun sangat disarankan untuk mencukur bulu kemaluan, namun lagi halnya dengan mencukur bulu alis. Ada hukum yang membahas tentang hal itu yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh kaum wanita.
- Memakai Wewangian untuk Wanita Sesudah Masa Nifas atau Haid
Memakai wewangian memang tidak wajib untuk dilakukan oleh wanita setelah haid. Meskipun sifatnya sunnah namun para wanita dapat menggunakan beragam wangi-wangian yang menimbulkan aroma harum pada kemaluan. Apalagi sebelumnya sempat terkena darah nifas atau haid.
Pada zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dahulu kala, pada umumnya para wanita memakai bunga kasturi. Adapun di zaman modern seperti sekarang ini, terdapat beragam wewangian atau sari bunga yang bisa membuat suci, mengeluarkan wangi dan yang terpenting adalah membersihkan.
Itu adalah tata cara mandi wajib yang perlu diketahui dan dipahami oleh umat muslim dengan tujuan untuk menyucikan dan membersihkan diri dari hadats besar. Selain itu juga ada beberapa rukun yang juga perlu diperhatikan agar tidak salah dalam pelaksanaannya.